Kamis, 12 Juni 2014

makalah debat



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Proses pembelajaran saat ini kurang memiliki daya tarik. Kurang menariknya pembelajaran karena 2 hal. Pertama, pembelajaran yang dirancang oleh guru tidak dapat memacu keingintahuan siswa untuk membedah masalah seputar lingkungan sosialnya sekaligus dapat membentuk opini pribadi terhadap masalah tersebut. Kedua, guru memposisikan diri sebagai pribadi yang menggurui, belum memerankan diri sebagai fasilitator yang membelajarkan siswa.
            Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di lingkup sekolah dibutuhkan berbagai variasi teknik yang harus dikuasai oleh seorang guru agar proses belajar yang tercipta di kelas menjadi lebih dinamis dan bernuansa interaktif. Selain itu, variasi teknik yang digunakan juga harus dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya dalam fase remaja sesuai dengan pedoman psikologi individu. Beberapa diantara tugas perkembangan tersebut menjadi landasan terciptanya metode pembelajaran kooperatif yang mengedepankan kerja sama dari para peserta didik sehingga tercipta nuansa kelas yang dinamis, interaktif, dan dapat menjadi faktor stimulan agar peserta didik dapat mengembangkan pola pikir yang kritis.
            Hingga saat ini, terdapat berbagai macam model yang digunakan dari turunan metode pembelajaran tipe kooperatif. Salah satu dari model yang berkembang dan sering digunakan pada kegiatan belajar mengajar adalah debat. Debat digunakan pendidik dalam upaya menumbuhkembangkan pola pikir kritis dan kemampuan kerja sama antar peserta didik dalam bentuk kelompok. Perkembangan model pembelajaran debat saat ini masih barlangsung, bahkan model ini diterapkan hingga menjadi jenis kompetisi antar pelajar hingga tingkat dunia. Oleh karena itu, penulis mencoba membahas metode pembelajaran debat.







B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana mekanisme metode pembelajaran debat?
2.      Bagaimana efektivitas metode pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi siswa?
3.      Apa perbedaan debat dan diskusi?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui mekanisme metode pembelajaran debat
2.      Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi siswa
3.      Mengetahui perbedaan debat dan diskusi























BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DEBAT
            Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identik dengan istilah sawala yang ebrasal dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh pada argumen tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk saling mengalahkan atau memenangkan lidah. Jadi, definisi dari debat sendiri adalah suatu cara untuk menyampaikan ide secara logika dalam bentuk argumen disertai bukti.
            Berdasarkan beberapa kajian dan kasus yang dihadapi pada berbagai kondisi, dapat disimpulkan bahwa debat memiliki pengertian sebagai berikut:
1.    Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri
2.    Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan, dimana antara satu pihak dengan pihak yang lain saling menyerang (opositif).
3.    Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan. Pesertanya kebanyakan hanya hendak mempertahankan pendapat masing-masing dibandingkan mendengar pendapat dari orang lain dan berkehendak agar peserta lain menyetujui pendapatnya. Oleh karena itu, dalam debat terdapat unsur pemaksaan kehendak.
4.    Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang mengedepankan demokratik.
5.    Sebuah kontes antara dua orang atau grup yang mempresentasikan tentang argumen mereka dan berusaha untuk mengembangkan argumen dari lawan mereka.
            Adapula debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.
                Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.

            Debat kompetitif dalam pendidikan tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat dilakukan dalam bahasa asing).
            Namun demikian, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah "debat parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.
           
B.     METODE PEMBELAJARAN DEBAT
            Pada tingkat sekolah menengah atas, pola pikir siswa harus mulai dibangun membentuk karakter yang kritis dan cepat tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Biasanya, ketika siswa diajak memecahkan suatu kasus permasalahan yang menuntut sebuah keputusan untuk diambil, akan terbagi menjadi 3 buah kubu. Siswa kubu pendukung suatu keputusan (biasanya disebut kelompok Pro), siswa kubu penolak (kelompok Kontra), dan kubu netral yang mengambil sikap “cari aman” dengan tidak memilih pihak manapun.
            Dengan pembelajaran smetode debat, siswa dibentuk menjadi hanya dua jenis kelompok yaitu Pro dan Kontra.
            Berikut ini adalah langkah-langkah debat yang biasanya diterapkan di kelas dalam lingkup sekolah menengah atas:
1.    Guru membagi siswa menjadi dua kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang lainnya kontra.
2.    Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua kelompok di atas.
3.    Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.    Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
5.    Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
6.    Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat

Kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Dengan adanya acuan teknis diatas, dapat dilihat bahwa model debat mengadopsi gabungan dari beberapa metode pembelajaran seperti Diskusi, Ceramah, dan Pembelajaran Kooperatif.

C.    KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE DEBAT
            Beberapa kelebihan dari model pembelajaran debat diantaranya adalah:
1.    Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
2.    Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
3.    Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
            Selain itu juga terdapat kekurangan dalam model pembelajaran debat, diantaranya adalah:
1.    Ketika menyampaikan pendapat saling berebut.
2.    Terjadi debat kusir yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi.
3.    Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
4.    Menghabiskan banyak waktu untuk melakukan sesi debat antar kelompok.
5.    Perlunya tema yang mudah dipahami oleh siswa.
6.    Tema haruslah dapat diperdebatkan.
7.    Perataan siswa dalam kelompok terkadang tidak heterogen.

D.    EFEKTIVITAS METODE DEBAT DALAM MENINGKATKAN
PARTISIPASI SISWA
            Pembentukan pola pikir kritis dan kerja sama antar kelompok dapat lebih ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran debat di kelas. Kelebihan model ini lebih banyak mengeksplorasi kemampuan siswa dari segi intelektual dan emosi siswa dalam kelompok kerjanya, sehingga pembentukan kerja sama antarsiswa, pola pikir kritis, dan pemahaman etika dalam berpendapat dapat diperoleh dalam pembelajaran di kelas.
            Namun disamping berbagai kelebihan yang diberikan oleh model pembelajaran debat ini, ada beberapa kekurangan yang memerlukan peran dari seorang guru untuk mereduksinya.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan efektivitas metode pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi siswa.


E.     PERBEDAAN DISKUSI DAN DEBAT
1.              Diskusi
            Diskusi adalah metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir secara berkelompok atau bersama-sama sehingga menghasilkan penyelesaian atau penjelasan secara mufakat. Diskusi dilakukan dengan cara para peserta mengutarakan pendapatnya tentang permasalahan yang dibahas, kemudian dilakukan proses berpikir bersama-sama, sehingga tercapailah suatu kesimpulan secara mufakat.
            Tujuan dalam  berdiskusi mencari penyelesaian suatu masalah dan penyamaan persepsi, sehingga akan diperoleh kesimpulan melalui jalan mufakat. Selain itu, diskusi bertujuan untuk menghasilkan ide-ide dan memperoleh informasi serinci mungkin melalui pendapat yang dikemukakan oleh peserta diskusi.
            Ciri-ciri diskusi, yaitu:
a)      Tidak adanya pihak pro dan kontra
b)      Bertujuan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama, sehingga diperoleh kesimpulan secara mufakat.
c)      Adanya forum terbuka untuk melakukan sesi tanya jawab yang bertujuan untuk memperoleh informasi tambahan.
d)     Hasil diskusi diperoleh melalui musyawarah mufakat.
e)      Adanya moderator atau ketua diskusi yang berperan sebagai pengontrol jalannya diskusi agar diskusi tertib dan tidak keluar dari tema diskusi.
            Etika berdiskusi, yaitu:
a)      Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dengan cara memperdalam bahan-bahan atau materi yang didiskusikan
b)      Berbahasa yang baik, benar dan komunikatif
c)      Tetap pada tema, jangan keluar dari persoalan yang didiskusikan
d)     Tanyakan hal yang kurang jelas
Contoh Diskusi
            Diskusi umumnya dilakukan di sekolahan, yaitu di kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah gambaran dari sebuah diskusi yang dilakukan siswa A kelas 2 SMP setelah menyaksikan rekaman drama, kemudian guru meminta siswa-siswa di kelas tersebut untuk mendiskusikan tema drama tersebut.
Alifia: " Setelah mendengar pendapat teman-teman, saya cenderung menyatakan tema drama ini adalah masalah keadilan dan kebenaran”. Secara lengkap dapat diuraikan  bahwa dalam sebuah negara harus ada pemimpin yang jujur, adil, serta berani menentang kejahatan. "
Joko: "Saya sependapat dengan Saudari Alifia. Namun, saya ingin menambahkan bahwa tema yang ditampilkan ternyata mencakup juga masalah sosial."
Moderator: "Terima kasih Saudari Alifia dan Saudara Joko. Saya kira kita sudah sependapat menentukan tema drama tersebut. Jadi, kesimpulan tema drama tersebut adalah keadilan, kebenaran, dan masalah sosial dalam negara.
2.             Debat
            Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara pihak yang berpandangan affirmatif (mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung topik), baik secara perorangan maupun kelompok, terhadap permasalahan yang dibahas, sehingga salah satu pihak dapat memperoleh kemenangan. Debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasilnya diperoleh melalui voting atau keputusan juri.
            Tujuan berdebat adalah salah satu pihak berhasil memperoleh kemenangan melalui  adu argumentasi. Tiap-tiap pihak saling menyampaikan argumennya disertai dengan bukti yang mendukung, sehingga pihak tersebut mampu menguatkan pendapatnya dan mematahkan pendapat lawan.
            Ciri-ciri debat, yaitu:
a)      Terdapat dua sudut pandang, yaitu affirmatif (pihak yang menyetujui topik) dan negatif (pihak yang tidak menyetujui topik)
b)      Adanya suatu proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak
c)      Adanya saling adu argumentasi yang tujuannya untuk memperoleh kemenangan
d)     Hasil debat diperoleh melalui voting atau keputusan juri
e)      Sesi tanya jawab bersifat terbatas dan bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan
f)       Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang biasanya dilakukan oleh moderator
            Etika Berdebat 
a)      Dalam berdebat, harus diperhatikan beberapa etika, yaitu:
b)      Berfikir logis dan memiliki pengetahuan yang mendukung permasalahan yang dibahas dalam debat
c)      Mampu berbahasa dengan baik, benar dan komunikatif serta tanggap terhadap respon yang diterima
d)     Dilarang menyangkut pautkan pembahasan dengan SARA


Contoh Debat
            Dalam ruang sidang, kita bisa melihat bagaimana jaksa dan pembela saling berdebat mengeluarkan berbagai macam argumentasi. Pembela berusaha untuk membuktikan bahwa yang dibelanya itu benar/tidak bersalah dengan menghadirkan bukti-bukti dan melontarkan argumen yang mampu mematahkan argumen jaksa, sehingga pembela dapat memperoleh kemenangan. Kemudian, jaksa berusaha untuk menguatkan pendapatnya melalui penyampaian pasal-pasal yang memberatkan pembela. Sedangkan hakim bertindak sebagai penengah sekaligus juri yang akan memutuskan siapa yang menang.


























BAB III
PENUTUP


A.  KESIMPULAN
Metode pembelajaran debat termasuk metode pembelaran yang interaktif dan memaksa siswanya untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.Metode pembelajaran debat efektif dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa.
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara pihak yang berpandangan affirmatif (mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung topik), baik secara perorangan maupun kelompok, terhadap permasalahan yang dibahas, sehingga salah satu pihak dapat memperoleh kemenangan. Sementara diskusi adalah metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir secara berkelompok atau bersama-sama sehingga menghasilkan penyelesaian atau penjelasan secara mufakat.

B.    SARAN
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan agar pembaca bersedia memberikan kritik dan sarannya yang bisa menjadi acuan atau pedoman untuk penulis agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.
















DAFTAR PUSTAKA


www.wordpres_model pembelajaran debat.com